KALIMANTANRAYA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kondisi cuaca akan cukup dinamis saat Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024.
Sehingga perlu menjadi perhatian untuk warga masyarakat.
Berdasarkan pantauan dinamika atmosfer, BMKG memonitor dengan model prakiraan cuaca menunjukkan beberapa fenomena atmosfer.
Terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia antara lain:
Baca Juga:
Siap Dukung Program Prabowo Bangun 3 Juta Rumah per Tahun, Begini Penjelasan PT Wijaya Karya Tbk
Aktivitas Monsun Asia yang mempengaruhi wilayah potensi pembentukan hujan di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Selatan.
Masih aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah dan timur turut memicu pembentukan awan hujan.
Baca artikel lainnya di sini : Upaya Evakuasi Terhambat Arus Deras Setelah 10 Tanggul Jebol dalam Peristiwa Banjir Bandang di Demak
Terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Selatan.
Baca Juga:
Sempat Ramai Berita Isu Perselingkuhan Mereka, Akhirnya Nissa Sabyan dan Ayus Sabyan Resmi Menikah
Bahas Kenaikan Harga Minyak Goreng Rakyat MinyaKita di Atas HET, Kemendag Undang Distributor
Termasuk Sumatra, Jawa, dan Kalimantan sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia.
Lihat juga konten video, di sini: Prabowo Subianto Sebut Masa Depan Bangsa Indonesia akan Dipenuhi Tantangan di Tengah Abad Modern
“Berdasarkan kondisi tersebut, wilayah yang perlu diwaspadai untuk potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada periode Pemilu 13-15 Februari 2024.”
“Terdapat di Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Riau, Jambi, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Bengkulu,” urai Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto Senin (12/2/2024).
Baca Juga:
Menteri Hukum Supratman Andi Agtas Beri Penjelasan Jakarta Masih Berstatus Sebagai Ibu Kota Negara
Sambut Prabowo di Magelang untuk Gembleng Anggota Kabinet, Warga: Selamat Bekerja dengan Ikhlas Pak
Selanjutnya adalah Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat.
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat Sulawesi Selatan.
Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Sementara, untuk cuaca Jabodetabek, Guswanto mengatakan, secara umum kondisi cuaca pada saat pemilu (14 Februari 2024) umumnya berawan pada pagi – siang hari.
Dan terdapat potensi hujan ringan di wilayah Jabodetabek saat siang dan menjelang sore hari.
Adapun untuk potensi cuaca penerbangan pada 10-15 Februari 2024, BMKG memonitor adanya potensi Awan Cumulonimbus (CB).
Dengan persentase cakupan spasial >75 persen (FRQ/ Frequent) terdapat di wilayah Riau, Selat Malaka bagian selatan.
Kepulauan Batam, Kepulauan Lingga, Selat Berhala, Sumatera Selatan, perairan selatan Cianjur – Garut, Jawa Tengah.
Laut Natuna, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Perairan Amamapare – Agats bagian selatan.
Selain itu, BMKG juga memantau terkait potensi gelombang tinggi pada 10-15 Februari 2024 adalah sebagai berikut :
1. Potensi gelombang kategori sedang/moderate (1,25 – 2,50 meter).
Terdapat di perairan barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, Samudera Hindia selatan Banten hingga Jawa Tengah.
Laut Natuna, Selat Malaka, perairan utara Sabang, Samudra Hindia selatan Banten hingga Bali – Lombok – Sumbawa.
Selanjutnya, Laut Sulawesi bagian barat, Selat Makassar bagian utara, perairan Kepulauan Anambas, Laut Sulawesi.
Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku, perairan Halmahera, Laut Halmahera, Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua.
Laut Banda, Laut Flores, Laut Arafuru, perairan Kepulauan Babar – Tanimbar, serta perairan Kepulauan Sermata – Letti.
2. Potensi gelombang kategori tinggi/rough (2,5 – 4,0 meter).
Terdapat di Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Natuna, perairan Kepulauan Anambas, Laut Sulawesi bagian timur.
Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, perairan Halmahera, Laut Halmahera, dan Laut Arafuru.
Oleh karena itu, BMKG merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait agar melakukan persiapan.
Seperti, memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol, serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, serta menguatkan tegakan/tiang, serta papan reklame/baliho agar tidak roboh tertiup angin kencang.
Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.
Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.***
Sempatkan juga untuk membaca artikel menarik lainnya, di portal berita Halloupdate.com dan Bogorterkini.com