KALIMANTANRAYA.COM – Sampai hari Kamis, 21 September 2023 kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih meraja lela di wilayah Kalimantan Selatan.
Memang tak bisa dipungkiri, sengatan terik matahari musim kemarau berkepanjangan yang melanda Kalimantan Selatan ini membuat lahan semakin kering kerontang dan panas sehingga mudah terbakar.
Upaya demi upaya sebenarnya sudah dilakukan tim gabungan dari lintas instansi terkait.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Menjajaki Kerja Sama Komoditas Daging, Inilah 3 Syarat yang Diajukan oleh Indonesia untuk Argentina
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Tegaskan Indonesia Bukan Sebagai Kelinci Percobaan Vaksin TBC

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemadaman darat dan udara terus digenjot demi mengendalikan api. Namun toh masih belum membuahkan hasil yang maksimal.
Sebab, titik-titik api ini tersebar di beberapa lokasi yang terkadang memang sulit dijangkau oleh tim pemadaman darat.
Baca artikel lainnya di sini: Hasil Survei Indonesia Polling Stations Ungkap 36,4 Persen Pemilih PDIP Pilih Prabowo Subianto
Baca Juga:
Mentan Amran Sulaiman Targetkan Kalimantan Utara Panen Tiga Kali Setahun, Fokus Benahi Irigasi
Inilah Momen Bill Gates Beri Hadiah untuk Bobby Kertanegara, Kucing Milik Presiden Prabowo Subianto
Gelombang Pemutusan Hubungan Keja Melanda Industri Media, Tantangan Serius bagi Dunia Pers Modern
Pun satgas udara masih kewalahan sehingga dibutuhkan tambahan armada, mengingat sebaran titik api terlalu banyak.
Menjawab soal itu, BNPB akan menambah armada helikopter water bombing termasuk rencana Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Hal itu diputuskan setelah Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto melihat langsung bagaimana kondisi di lapangan pada Kamis (21/9/2023.
Melalui pantauan udara, Suharyanto menemukan titik api yang tersebar tak hanya di satu lokasi saja.
Baca Juga:
Kalahkan Serapan Tahunan 7 Tahun Terakhir, Serapan Beras Bulog Bulan April 2025 Capai 1,3 Juta Ton
Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Stakeholder Pangan Jadi Kunci Stabilkan Pasokan dan Harga Pangan
Tim Gabungan Tangkap Seekor Buaya dari Sungai Sangatta, Diduga Memangsa Bocah Usia 10 Tahun
Bahkan, jika ditarik garis lurus, lokasi titik api ini sangat dekat sekali hanya kurang dari dua mil saja dengan Bandara Syamsudin Noor, sebagai pintu masuk udara ‘Bumi Lambung Mangkurat’.
Itu pula yang kemudian disinyalir menjadi biang kerok tertundanya jadwal penerbangan beberapa hari kemarin akibat jarak pandang terbatas karena terhalang kabut asap.
Tambahan armada water bombing akan didatangkan dari Pulau Jawa, setelah helikopter menyelesaikan misi penanganan karhutla maupun kebakaran Tempat Penampungan Akhir (TPA) di beberapa lokasi di sana.
Sedangkan terkait TMC, pihak BNPB akan berkoordinasi dengan BMKG termasuk BRIN dan TNI/Polri.
Sebab, ada hal-hal yang harus dicermati agar upaya TMC ini betul-betul membuahkan hasil.
Selain faktor pembentukan awan hujan, ada hal yang juga harus menjadi atensi.
Yakni adanya kelompok petani durian dan beberapa jenis tanaman produksi lainnya yang justru dapat terpengaruh akibat adanya TMC menggunakan NaCl ini.
Demikian keterangan tertulis yang diterima redaksi dari Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D.***